Kita Gak Kekurangan Warisan Budaya, Kita Kekurangan yang Peduli!

Indonesia kaya budaya, tapi kenapa masih banyak yang dilupakan? Mungkin bukan soal jumlah warisan, tapi soal kurangnya rasa peduli. Yuk, renungkan bareng dan mulai dari langkah kecil.

Daffa Naufal Ramdhani

6/28/20252 min read

Kita Gak Kekurangan Warisan Budaya, Kita Kekurangan yang Peduli!

Kalau soal budaya, Indonesia jelas juara. Kita punya ratusan bahasa daerah, ribuan tarian, alat musik, tradisi, upacara adat, hingga sistem kepercayaan yang unik dari Sabang sampai Merauke. Tapi di balik kekayaan itu, ada kenyataan pahit: satu per satu warisan budaya perlahan hilang, dilupakan, bahkan dianggap “nggak relevan.” Pertanyaannya: apa kita benar-benar kekurangan warisan budaya? Atau sebenarnya, kita kekurangan yang peduli?

1. Warisan Budaya Kita Gak Pernah Sedikit

Angklung, batik, keris, tenun, gamelan, sasando, tari saman, reog, wayang kulit, seni anyaman, hingga filosofi hidup seperti gotong royong dan local wisdom lainnya—jumlahnya gak bisa dihitung jari. Bahkan UNESCO pun mengakui banyak dari budaya kita sebagai warisan dunia. Masalahnya bukan soal "apa yang kita punya", tapi apa yang masih kita rawat.

2. Budaya Mati Bukan Karena Usia, Tapi Karena Diabaikan

Banyak tradisi dan kesenian yang hilang bukan karena usang oleh waktu, tapi karena ditinggalkan. Generasi muda makin asing dengan bahasa daerahnya sendiri. Kesenian tradisional dianggap "tua", "jadul", "nggak seru". Padahal, budaya tidak mati karena usia—ia mati karena tidak lagi diperjuangkan.

3. Peduli Gak Harus Muluk-Muluk

Peduli budaya gak harus langsung bikin pameran besar atau jadi seniman. Bisa dimulai dari hal-hal kecil:

  • Pakai batik bukan cuma di hari Jumat

  • Belajar satu alat musik tradisional

  • Nonton pertunjukan seni lokal

  • Ajak anak atau adik mengenal cerita rakyat

  • Promosikan budaya lewat media sosial dengan bangga

Hal kecil itu, kalau dilakukan banyak orang, dampaknya besar.

4. Budaya Bukan Barang Museum, Tapi Cara Hidup

Salah kaprah terbesar adalah menganggap budaya itu “milik masa lalu”. Padahal budaya sejatinya adalah cara hidup. Kita bisa menciptakan bentuk baru dari budaya lama, tanpa kehilangan akarnya. Contohnya? Musik tradisional yang dipadukan dengan EDM, batik yang diolah jadi streetwear, atau wayang yang tampil di media digital. Yang dibutuhkan hanyalah keberanian untuk mengangkat budaya ke panggung kekinian, bukan menyimpannya di lemari kaca.

5. Masa Depan Budaya Ada di Tangan Kita

Kalau kita tetap apatis, maka anak cucu kita hanya bisa melihat budaya Indonesia lewat foto dan artikel. Tapi jika kita mulai peduli, sekecil apa pun itu, kita sedang menjaga jati diri bangsa.
Budaya bukan hanya soal seni—ia adalah cermin nilai, identitas, dan keberanian untuk tetap berbeda di tengah dunia yang makin seragam.

Bangga Saja Gak Cukup, Harus Bertindak

Bangga pada budaya sendiri itu penting. Tapi lebih penting lagi untuk peduli dan bertindak nyata. Karena tanpa tindakan, kebanggaan hanyalah kata-kata. Indonesia tidak kekurangan warisan budaya. Yang kita butuhkan adalah generasi yang mau merawatnya. Generasi seperti kamu.

🇮🇩 Ingin jadi bagian dari gerakan pelestarian budaya?
Gabung bersama kami di
Rumah Budaya Indonesia, tempat kamu bisa:
✅ Ikut workshop budaya interaktif (
Angklung, Tanah Liat, Batik, dll)
✅ Belajar sambil praktik langsung
✅ Menyebarkan nilai budaya ke generasi berikutnya
📲 Info program & jadwal kegiatan.
Hubungi Kami Sekarang!