Fakta Unik Monas: Proyek Megah yang Hampir Gagal Dibangun
Sebagai ikon ibu kota dan simbol perjuangan bangsa, Monumen Nasional (Monas) telah menjadi saksi bisu sejarah panjang Indonesia. Namun dibalik kemegahannya yang menjulang setinggi 132 meter, siapa sangka Monas sempat terancam gagal dibangun? Perjalanan proyek ini penuh lika-liku, dinamika politik, hingga hambatan teknis yang tak sedikit. Inilah fakta-fakta unik tentang Monas yang jarang diketahui publik.
Daffa Naufal Ramdhani
5/16/20252 min read
Fakta Unik Monas: Proyek Megah yang Hampir Gagal Dibangun
1. Gagasan Bung Karno yang Menuai Pro-Kontra
Ide pembangunan Monas pertama kali dicetuskan oleh Presiden Soekarno tak lama setelah kemerdekaan. Ia menginginkan sebuah monumen agung di jantung Jakarta — layaknya Eiffel Tower di Paris — yang dapat merepresentasikan semangat juang rakyat Indonesia. Namun, gagasan ini sempat dipertanyakan karena dianggap terlalu ambisius, terutama di tengah kondisi ekonomi negara yang belum stabil.
2. Sayembara Desain yang Menantang
Pada tahun 1955, pemerintah mengadakan sayembara nasional untuk menentukan desain Monas. Dari ratusan peserta, tak satupun yang memenuhi visi Bung Karno. Akhirnya, arsitek Sudarsono, bersama pelukis kenamaan Frederich Silaban, dan insinyur Ir. Rooseno, ditunjuk untuk merancang Monas dengan simbolisme khas: Tugu dengan lidah api emas di puncaknya sebagai lambang semangat perjuangan yang tak kunjung padam.
3. Terhambat Krisis Ekonomi dan Politik
Pembangunan Monas dimulai pada 17 Agustus 1961, namun tak berjalan mulus. Krisis ekonomi, pergantian kabinet, serta meletusnya peristiwa G30S/PKI membuat proyek ini sempat terhenti total. Bahkan, banyak kalangan mempertanyakan urgensi pembangunan monumen di tengah situasi nasional yang kacau. Tak sedikit pihak menyebut proyek ini sebagai “pemborosan anggaran negara”.
4. Butuh Waktu Hampir 15 Tahun untuk Rampung
Meski peletakan batu pertama dilakukan pada 1961, Monas baru benar-benar rampung pada 1975. Selama masa itu, pembangunannya sempat dihentikan sementara dan baru dilanjutkan saat stabilitas politik dan ekonomi mulai membaik di era Orde Baru. Total waktu pengerjaan: 14 tahun, sebuah durasi yang mencerminkan betapa besar tantangan membangun monumen nasional ini.
5. Mahalnya Material dan Detail Arsitektur
Salah satu alasan pembangunan Monas memakan waktu lama adalah karena material yang digunakan sangat berkualitas dan mahal. Dinding luar tugu dilapisi marmer Italia, sedangkan lidah api di puncaknya terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dan dilapisi emas murni sebanyak 35 kg. Bahkan pada tahun 1995, emas tambahan sebanyak 50 kg disumbangkan oleh pengusaha nasional, sehingga total mencapai 50 kg lebih.
6. Penuh Filosofi dari Ujung ke Dasar
Setiap bagian Monas memiliki makna. Tinggi tugu (132 meter) melambangkan tanggal kemerdekaan (17 Agustus 1945: 17+8+45=70, jika dikaitkan dengan bentuk dasar dan tinggi, menghasilkan simbolisme numerik). Ruang museum sejarah di bawah tanah menyajikan 51 diorama perjuangan bangsa dari masa kerajaan hingga proklamasi.
7. Simbol Kesatuan dan Semangat Tak Pernah Padam
Meski prosesnya panjang dan berliku, Monas berdiri kokoh sebagai simbol keteguhan semangat nasionalisme Indonesia. Lidah api di puncaknya menyala sebagai penanda bahwa semangat perjuangan bangsa akan selalu hidup, meskipun diterpa tantangan zaman.
Penutup: Dari Hampir Gagal Menjadi Ikon Abadi
Monas adalah bukti bahwa sebuah ide besar tak lahir dari jalan yang mudah. Proyek yang hampir gagal ini kini menjadi ikon Jakarta, tujuan wisata edukatif, dan simbol kebanggaan bangsa. Cerita di balik pembangunannya mengajarkan kita bahwa visi jangka panjang, meski sulit, akan berbuah manis jika diperjuangkan dengan konsistensi.
Ingin Mengenal Sejarah Indonesia Lebih Dekat?
Bergabunglah dalam program Napak Tilas Kebangsaan (On The Spot) dari Rumah Budaya Indonesia
✅ City tour edukatif menjelajahi tempat bersejarah seperti Monas, Masjid Istiqlal, hingga monas
✅ Panduan naratif berbasis sejarah dan budaya
✅ Cocok untuk pelajar, keluarga, dan institusi

Information
Contacts
+62 81386900184
indonesiabudayarumah@gmail.com
Pelatihan kami
Pelatihan Hidroponik
Pelatihan Angklung
Napak Tilas Kebangsaan (On The Spot)
Pelatihan Tanah Liat
Copyright © 2025. RumahBudayaIndonesia